Laman

Jumat, 10 Oktober 2014

Memaknai Kehidupan

  Suatu hari ada sebuah pertemuan alumni yang sedang berkumpul disebuah rumah gurunya.Disana mereka ramai sekali membicarakan mengenai semua pengalaman pengalaman mereka, ada yang setelah selesai bersekolah menjadi orang yang sukses ada yang menjadi pengusaha ada yang menjadi seorang pejabat dan lain sebagainya,sang Guru hanya tersenyum melihat tingkah polah murid~muridnya dan beliau masuk kedapur hendak membuatkan minuman guna menyuguhi para murid~muridnya.Tak lama kemudian guru itu membawa sebuah teko berisikan limun segar dan lima buah cangkir yang disesuaikan dengan jumlah muridnya yang hadir pada saat itu. Namun cangkir~cangkir tersebut ada yang aneh keempat cangkirnya terlihat sangat bagus, banyak ukiran disana sini dan terbuat dari bahan yang istimewa,sedang yang satu hanya sebuah cangkir pelastik yang tidak bermotif apapun.

  Ketika beliau suguhkan kepada muridnya maka berebutlah mereka maklum mereka haus setelah lama bercakap~cakap dengan temannya setelah sekian lama tak berjumpa.Dan hanya satu cangkir sajalah yang tersisa yakni cangkir pelastik itu yang tidak direbutkan, karena malu kepada gurunya seorang alumni yang tidak kebagian cangkir yang indah itupun dengan terpaksa mengambil cangkir pelastik yang tidak ada yang menyentuh dari tadi.

  Sang Guru kemudian mengatakan."Wahai murid~muridku sekalian, alangkah bangganya diriku kepada kalian setelah lulus bersekolah semuanya menjadi orang~orang yang sukses,memiliki cita~cita yang tinggi dan menggapainya.Namun bukan itu permasalahannya.Yang menjadi masalah adalah apabila ada salah seorang dari kalian tidak kebagian jabatan, tidak mampu menggapai impian, tidak tercapai cita~cita, apa yang akan kalian lakukan.Berusaha terus memang harus namun janganlah bersedih hati hingga menjadi iri hati melihat kesuksesan teman kalian yang lainnya sebab layaknya air limun yang aku berikan kepada kalian adalah sama rasanya manis dan segar sekalipun berbeda cangkir yang membungkusnya, begitupula kehidupan terkadang kita lupa untuk menikmati kehidupan yang Allah anugerahkan kepada kita karena kita terlalu sibuk mencari sesuatu yang terlalu kita anggap penting sampai sampai melupakan mensyukuri nikmat yang telah Tuhan anugerahkan kepada kita, yang akhirnya kita menjadi banyak keluhan.Intinya nikmatilah kehidupanmu meski apapun Title, jabatan ataupun tanpa pembungkus itu semua dan selalu bersyukur".Mendengar petuah gurunya para alumni itu berwajah kemerahan karena malu atas tingkah mereka tadi.red

Tidak ada komentar:

Posting Komentar